INFO: IzRu Web dan Catatan IzRuYan dengan bangga mempersembahkan sebuah e-book / buku digital pertama dari IzRu Web, yang mengisahkan perjalanan seorang remaja yang terpaksa hidup tanpa smartphone selama ± 17 bulan setelah HP lamanya rusak. Dalam perjalanan penuh tantangan ini, dia belajar banyak tentang ketahanan dan harapan. Diangkat dari kisah nyata. Dapatkan e-book "17 Bulan Sedih Tanpa HP" sekarang hanya di Trakteer IzRu Web dan ikuti kisahnya! Traktir dan Download Sekarang.

Keseruan Ar Rayyan dalam Bulan Ramadhan 2025

Ar Rayyan Ikut Lomba Hafalan Ayat Pendek
Foto Ar Rayyan Saat Mendengarkan Tausiyah Menjelang Tarawih
Selamat datang kembali di web blog IzRu & Arrayan.

Baru saja kita meninggalkan bulan suci Ramadhan, dan kini tiba hari kemenangan. Berbicara tentang Ramadhan, IzRuMin ingin membagikan cerita pengalaman Ar Rayyan selama bulan Ramadhan tahun 2025 ini. Seperti apa ceritanya? Apakah ada perubahan yang dialami Ar Rayyan dibandingkan dengan Ramadhan tahun 2024 lalu?

Sebelum itu, IzRuMin ingin mengajak Izruwebers semua untuk memberikan dukungan berupa donasi agar IzRuMin bisa terus aktif dan memberikan cerita-cerita menarik lainnya. Selain itu, donasi tersebut akan membantu IzRuMin dalam mengembangkan web blog ini serta web member IzRu Web lainnya. Dukungan dari kalian sangat berarti bagi IzRuMin!
Ar Rayyan Berpuasa 20 Hari di Bulan Ramadhan 2025

Jika tahun sebelumnya dia hanya berpuasa beberapa hari dan sebagian besar hanya setengah hari, kali ini Ar Rayyan mampu berpuasa selama 20 hari penuh di bulan Ramadhan. Hanya 10 hari dia berpuasa setengah hari atau tidak berpuasa sama sekali. Pada awalnya, Ar Rayyan berniat untuk berpuasa penuh agar dia bisa mendapatkan mainan dari abang dan kakaknya pada hari Lebaran. Semakin banyak dia berpuasa, semakin banyak mainan yang mungkin bisa dia dapatkan. Namun, lama kelamaan, Ar Rayyan sendiri yang ingin berpuasa sebanyak itu.

Pada dua hari pertama Ramadhan, Ar Rayyan mampu berpuasa penuh dari waktu Subuh hingga azan Maghrib. Orangtua dan saudaranya menawarkan untuk makan atau minum, kemudian melanjutkan puasanya lagi atau berpuasa setengah hari, tetapi Ar Rayyan tetap bersikeras untuk berpuasa hingga Maghrib. Namun, mulai hari ke-3 hingga ke-12, Ar Rayyan tidak bisa berpuasa sampai Maghrib karena menderita demam.

Saat demam, dia merasa tidak ingin berpuasa agar bisa minum obat pada pagi, siang, dan malam hari. Meskipun begitu, dia tetap dibangunkan untuk sahur, karena jika tidak, Ar Rayyan akan menangis. Selama sakit, Ar Rayyan sempat dirayu oleh ayah dan kakaknya (Syahirah Ruzana) dengan mengatakan, "Tidak boleh berlebaran kalau puasanya tidak sampai 7 hari," karena saat itu Ar Rayyan baru berpuasa 2 hari.

Kakaknya juga membanding-bandingkan Ar Rayyan dengan saudara sepupunya yang tinggal di luar kota, yaitu Arsyila dan Annasya. Arsyila berusia sekitar 6 tahun (3 bulan lebih tua dari Ar Rayyan), sementara Annasya sekitar 4 tahun. Kata Syahirah Ruzana, Arsyila dan Annasya lebih jago dalam berpuasa dibandingkan Ar Rayyan. Ar Rayyan pun merasa sedih karena dia merasa kalah dibandingkan adik sepupunya, Annasya, yang menurut kakaknya lebih hebat dalam berpuasa.

Setelah sembuh, Ar Rayyan melanjutkan puasanya dari hari ke-13. Hingga pada hari terakhir Ramadhan, dia tetap ingin berpuasa penuh dan akhirnya tercapai. Setelah dia berhasil berpuasa selama 7 hari, Ar Rayyan mulai diajak oleh abang, kakak, dan ayahnya untuk makan dan minum, terutama saat dia sering mengeluarkan air liur. Namun, Ar Rayyan tetap ingin berpuasa meskipun sebenarnya dia ingin makan atau minum. Menurut ayahnya, bisa jadi Ar Rayyan memaksakan diri agar tetap bisa berpuasa. Dia berkata masih sanggup berpuasa. Apakah dia benar-benar sanggup berpuasa penuh atau hanya memaksakan diri dan berpura-pura sanggup?

Meski demikian, Ar Rayyan sangat hebat karena dia sudah bisa menjalankan ibadah puasa lebih lama dari tahun sebelumnya. Bahkan, Ar Rayyan mungkin menjadi satu-satunya anak di TK-nya yang menjalankan puasa seharian penuh (meskipun hanya 20 hari) dibanding teman-temannya yang sebagian besar hanya berpuasa setengah hari. Mungkin saja tahun depan, Ar Rayyan bisa berpuasa satu bulan penuh, Insya Allah.
Selama bulan puasa, Ar Rayyan membuat agenda puasa Ramadhan buatannya sendiri. Dia menulis tanggal-tanggal pada bulan Maret (karena ada tanggal 31 yang juga ditandai sebagai "hari raya") dan menandai apakah pada tanggal tersebut dia berpuasa atau tidak. Dia memberi tanda titik tebal (•) untuk menandakan dia berpuasa, dan tanda silang (×) untuk menandakan dia tidak berpuasa. Selain itu, Ar Rayyan juga menulis kalimat berikut:
Mana banyak puasa atau tidak puasa, bandingkan kalau banyak puasa banyak berkah. Kalau banyak tidak puasa tidak apa-apa, yang penting itu ada puasanya. Walaupun tidak puasa selama 30 hari tidak apa
Mungkin maksudnya: Puasa itu baik. Jika kita banyak puasa, kita akan mendapatkan banyak berkah. Tidak apa-apa jika kita tidak bisa puasa 30 hari penuh, yang penting kita niat dan berusaha untuk berpuasa.

Ar Rayyan Mencoba Sholat Tarawih di Tempat Pria

Selama ini, Ar Rayyan selalu mengikuti sholat Tarawih di tempat wanita, berdiri di samping ibu dan/atau kakaknya. Pada awal Ramadhan 2025, dia masih berdiri di tempat wanita. Dia sempat mencoba untuk sholat di tempat pria bersama abangnya. Namun, abangnya sholat di shaf paling depan, dan masih ada shaf kosong di pinggirnya. Agar jamaah lain yang ingin mengisi shaf kosong di bagian pinggir tidak perlu menggeser Ar Rayyan (karena terkadang ada jamaah yang meminta anak-anak untuk geser ke pinggir shaf karena berbagai alasan), Muzaffar Izzat meminta Ar Rayyan untuk sholat di shaf belakang bersama anak-anak lainnya. Namun, Ar Rayyan merasa tidak nyaman, lalu dia pun pindah dan sholat kembali di tempat wanita bersama ibu dan/atau kakaknya.

Namun, di beberapa malam terakhir Ramadhan, Ar Rayyan kembali mencoba untuk sholat Tarawih di tempat pria. Meskipun sempat merasa tidak nyaman, apalagi saat dia terpisah shaf dengan abangnya, Ar Rayyan akhirnya bisa melaksanakan sholat Tarawih di tempat pria. Kebanyakan, dia sholat di samping abangnya. Beberapa kali, dia sholat di shaf yang berbeda. Ketika sholat di tempat yang terpisah jauh dari anak-anak lain, Ar Rayyan masih bisa tenang. Namun, saat dia sholat di shaf yang berbeda dengan abangnya dan berada di antara anak-anak lain, dia merasa tidak nyaman karena terganggu oleh mereka. Akhirnya, dia pun kembali pindah ke samping abangnya. Syukurlah, meskipun ada jamaah lain di samping Ar Rayyan, jamaah tersebut tidak meminta Ar Rayyan untuk geser ke pinggir shaf. Abangnya pun berusaha mendapatkan shaf paling pinggir agar tidak terjadi kerepotan, baik bagi dirinya maupun jamaah lainnya.
Sekian dulu cerita dari IzRuMin kali ini. Semoga kita semua dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan tahun depan, dan dapat kembali menjalankan ibadah-ibadahnya. Aamiin...

Yuk segera untuk Follow Blog atau download aplikasi IzRu Web sekarang, agar tidak ketinggalan cerita menarik lainnya dari web blog IzRu & Arrayan.
IzRu Family & Friends bersama IzRu Books menghadirkan e-book cerita fiksi tentang kisah percintaan antara Cingbuska dan Kucing Penakut. Menceritakan kisah perjuangan Kucing Penakut yang berjuang memperebut hati Cingbuska dan menjadikan dirinya sebagai kucing pemberani. Seperti apa ceritanya? Dapatkan e-book "Mimpi di Atas Genting" sekarang hanya di Trakteer. Klik disini.
Terimakasih :)
×

Bagikan dengan Kode QR


QR Code
Lebih lamaTerbaru

Posting Komentar

Download aplikasi IzRu Web gratis